Ada tiga macam cara untuk menarik kesimpulan
dalam paragraf induktif, yaitu generalisasi, analogi, dan sebab akibat.
1.
Generalisasi
Generalisasi merupakan pola pengembangan
sebuah paragraf yang dibentuk melalui penarikan sebuah gagasan atau simpulan
umum berdasarkan perihal atau kejadian.
Contoh:
Dua anak kecil ditemukan tewas di pinggir
Jalan Jendral Sudirman. Seminggu kemudian, seorang anak wanita hilang ketika
pulang dari sekolah. Sehari kemudian, polisi menemukan bercak-bercak darah di
kursi belakang mobil Anwar. Polisi juga menemukan potret dua orang anak yang
tewas di Jalan Jenderal Sudirman dalam kantung celana Anwar. Dengan demikian, Anwar adalah orang yang
dapat dimintai pertanggungjawaban tentang hilangnya tiga anak itu.
Simpulan generalisasi tersebut ditandai
dengan memberikan pernyataan yang bersifat khusus untuk mendapatkan simpulan
yang bersifat umum. Dapat diketahui bahwa pikiran utama atau kesimpulan
paragraf tersebut ditandai dengan kata dengan demikian. Secara lengkap
adalah Dengan demikian, Anwar adalah orang yang dapat dimintai
pertanggungjawaban tentang hilangnya tiga anak itu.
2. Analogi
Analogi merupakan perbandingan dua hal yang
berbeda, tetapi masih memperlihatkan kesamaan segi atau fungsi dari kedua hal
yang dibandingkan. Dua hal yang
dibandingkan tersebut berbeda, tetapi memiliki banyak persamaan. Berdasarkan
banyak kesamaan tersebut, ditariklah suatu kesimpulan.
Contoh:
Seseorang yang menuntut
ilmu sama halnya dengan mendaki gunung. Sewaktu mendaki, ada saja rintangan
seperti jalan yang licin yang membuat seseorang jatuh. Ada pula semak belukar
yang sukar dilalui. Dapatkah seseorang melaluinya ? Begitu pula bila menuntut
ilmu, seseorang akan mengalami rintangan seperti kesulitan ekonomi, kesulitan
memahami pelajaran, dan sebagainya. Apakah Dia sanggup melaluinya ? Jadi,
menuntut ilmu sama halnya dengan mendaki gunung yaitu banyak rintangan untuk
mencapai puncaknya.
3. Sebab-akibat
Pengembangan sebuah paragraf dapat pula
menggunakan sebab akibat. Sebab dapat bertindak sebagai gagasan utama,
sedangkan akibat sebagai perincian pengembangannya. Akan tetapi, sebab
akibat ini dapat juga terbalik, akibat yang menjadi gagasan utamanya dan
untuk memahami sepenuhnya akibat itu perlu dikemukakan sejumlah sebab sebagai
perinciannya. Ada beberapa macam pola pengembangan sebab
akibat, yaitu sebab akibat, sebab akibat 1 akibat 2,
atau sebaliknya akibat sebab, akibat 1 akibat 2 sebab.
Contoh:
Melihat sepintas lalu masyarakat kota bandar
kita terkesan oleh kesibukan-kesibukan kerja dan lalu lintas sehari-hari.
Hubungan dagang dengan relasi-relasi dari luar daerah pulau ataupun asing yang
pembesarannya harus selekas mungkin diadakan berhubung terikatnya perahu layar
pada angin musim; pemuatan barang-barang ekspor dan pembongkaran barangbarang
impor, semuanya itu tidak memungkinkan orang bekerja pelan-pelan seperti
menanti menguningnya padi di musim panen. Kiranya
inilah yang membentuk tipe manusia pesisiran, yang lain dari tipe manusia
pedalaman.
Membaca Intensif Paragraf Deduktif
Paragraf deduktif adalah paragraf yang
kalimat utamanya terdapat pada awal paragraf. Oleh karena itu, langkah penting
dalam menemukan paragraf deduktif adalah mencari dan menemukan letak kalimat
utama.
Adapun ciri-ciri paragraf deduktif adalah:
kalimat utama terletak di awal paragraf, dimulai dengan pernyataan umum
dilanjutkan dengan uraian atau penjelasan khusus.
Contoh:
Pemerintah
tengah mengkaji kemungkinan mengalihkan anggaran subsidi minyak tanah ke elpiji.
Dengan cara ini, diharapkan harga elpiji akan makin murah sehingga mendorong
masyarakat tidak lagi menggunakan minyak tanah sebagai bahan bakar. Menurut
Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas, Paskah Suzetta, jika
proses diversifikasi energi ini berjalan, diperkirakan dana subsidi minyak bisa
dihemat hingga Rp30 triliun. Subsidi elpiji diperkirakan berjumlah Rp 6
triliun.
Gagasan utama paragraf tersebut terletak pada
awal paragraf, yaitu Pemerintah mengkaji
anggaran subsidi minyak tanah ke elpiji.
Contoh:
Pemakiaan
bahasa Indonesia di seluruh Indonesia dewasa ini belum dapat dikatakan seragam.
Perbedaan dalam struktur kalimat, lagu kalimat, dan ucapan terlihat dengan
mudah. Pemakiaan bahasa Indonesia sebagai bahasa pergaulan sering dikalahkan oleh
bahasa daerah. Di lingkungan persuratkabaran, radio, dan televisi pemakaian
bahasa Indonesia belum terjaga dengan baik. Para pemuka kitapun pada umumnya
belum memperlihatkan penggunaan bahasa Indonesia dengan baik dan benar.
Fakta-fakta di atas menunjukan bahwa pengajaran bahasa Indonesia perlu
ditingkatkan.
Gagasan utama paragraf tersebut terdapat
diawal paragraf (Deduktif), yaitu pemakaian
bahasa Indonesia di seluruh Indonesia belum seragam.